Blogger Themes

Translate To Your Language

Jumat, Juli 11, 2008

Temukan Suara Terbaik Anda!

RADIO adalah suara (sound)! Media yang hanya bisa didengar (auditif).
Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar –sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.

Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.

WAWASAN
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijamin, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.

SENSE OF MUSIC
Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.

SENSE OF HUMOR
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).

BAHASA TUTUR
Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan.

Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).

Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat, sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).

TAMPILKAN SUARA TERBAIK!
RILEKS!
Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.

Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.

ATUR NAFAS!
Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus.

Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu.

Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dada dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra.

Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara

VISUALISASI!
Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone!

Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik.

Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang.

Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).

TENTUKAN PILIHAN KATA!
Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda.

Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan kata-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.

KONSENTRASI!
Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar.

Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.

LATIHAN!
Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi.

Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda.

Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda.

BICARA KEPADA SATU ORANG!
Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!

TEMAN AKRAB!
Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.

SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.

KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!

GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.

JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.

INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.

MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?

1. Tarik nafas yang dalam (deep breath) – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff - body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.

TEKNIK VOKAL
Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).

Diafragma!
Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.

Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:

* Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
* Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
* Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.

Intonasi!
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.

Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.

Aksentuasi!
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”.

Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!

Speed!
Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.

Artikulasi!
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.

Be Yourself!
Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.

Ceria!
Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!

Hangat!
Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.

Anda ingin menjadi presenter radio ?

Di era keterbukaan sekarang peluang berkarir di radio sangatlah terbuka. Anda bisa memulai di radio lokal yang bila dikembangkan terus skill-nya akan berakhir di Washington atau London. Radio sampai sekarang merupakan medium jurnalistik sangat penting dan belum tergantikan televisi.

Presenter radio diperlukan mengikuti era multimedia sekarang ini. Oleh sebab itu ada beberapa tips yang bisa bermanfaat untuk menjadi presenter radio khususnya presenter bidang news dan current affairs.

1. Wawasan mengenai peristiwa lokal, nasional dan internasional. Seorang presenter apalagi menyampaikan berita setiap hari.

2. Suara yang standar. Setiap orang memiliki warna suara. Temukan suara Anda dengan berlatih. Suara adalah perangkat penting dalam radio. Oleh karena itu menyadari pentingnya pita suara dalam diri seorang presenter merupakan hal esensial. Apakah warna suara ana bas, bariton atau melengking, semuanya masih memungkinkan tergantung dari radio yang akan dimasuki.

3. Otoritatif namun rileks. Radio adalah medium yang intim. Suara Anda perlu otoritatif namun terdengar akrab. Nada otoritatif itu bisa digambarkan sebagai suara yang akrab di telinga namun mengandung suasana yang lugas dan langsung. Dia tidak basa basi dan berpanjang-pangjang namun terdengar alamiah dan mengalir.

4. Semangat dalam menyampaikan informasi. Sikap antusias dalam menyampaikan informasi merupakan bekal sangat penting. Prinsipnya, jika Anda antusias karena kabar yang disampaikan sesuatu yang baru dan perlu diketahui pendengar maka sikap yang keluar dari suara Anda juga seolah-olah mengajak pendengar untuk mengikutinya. Sebaliknya jika Anda tidak ansusias suda dapat diguga pendengar pun malas mengikutiny.

5. Jadikan siaran Anda “your show”. Anggap ini adalah panggung Anda. Presentasi merupakan sebuah pertunjukkan. Anda harus menganggap sebagai sopir dan pengendali yang menguasai “panggung” siaran. Setiap nada, intonasi dan suara yang keluar dari diri Anda menjunjukkan bagaimana jalannya siaran itu seharusnya. Seperti halnya teater maka dalam penyampaian pun ada pembukaan, isi dan penudup. Ada nada suara tinggi, rendah dan menekankan. Semuanya disampaikan bukan dengan sikap membosankan.

Perlu juga saya tambahkan tips presenters ini dari situs BBC.

Presenter sebenarnya “penghubung” satu bagian dengan bagian lain dari siaran. Oleh sebab it kadang-kadang presenter merekam atau menyampaikan secara langsung “links” itu.

Tips dari BBC:

1. Tenang. Suara bicara yang alamiah kadang-kadang terlalu cepat untuk pendengar oleh karena itu tenanglah suaranya dan perlahan-lahan menyampaikan informasi yang Anda sampaikan.

2. Buatlah setiap kata-kata itu berarti. Baca naskah dengan rasa percaya diri dan katakan setiap kata dengan tepat. Jangan mengakhiri kalimat tidak lengkap.

3. Bersikaplah seolah-olah Anda bicara kepada orang tertentu. Bayangkan Anda meneceritakan sesuatu kepada satu orang di dalam pikiran Anda.

4. Hindari rasa canggung dan gelisah. Nanti kedengarannya aneh di telinga pendengar.

5. Tersenyumlah. Mungkin ini terdengar baik, seperti Anda lihat sendiri kadang-kadang sikap tersenyum membuat suara lebih bersahabat.

6. Ingat suara Anda bagus seperti orang lain. Setiap orang bisa bicara lamban atau menyajikan dengan jelas tidak jadi soal apakah aksen anda tinggi atau rendah.

MAU JADI PENYIAR YANG DISUKAI?

Pekerjaan sebagai penyiar sering dianggap sebagai pekerjaan sampingan dan karena pekerjaan itu pekerjaan yang mudah. Kebanyakan orang berpikir kalau mau jadi penyiar tv cukup asalkan wajahnya tampan/cantik, sedangkan kalau mau jadi penyiar radio asal bisa ngomong tanpa kehabisan ide pasti sukses.

Hasil survey

Kalau kita menengok ke amerika dan negara-negara maju lainnya, akan jelas sekali kelihatan bahwa penyiar-penyiar mereka bukanlah orang sembarangan. Kemanapun channel radio atau tv yang anda ikuti akan terlihat semacam kesamaan, seperti ada suatu standard kriteria tertentu yang dimiliki. Coba perhatikan bagaimana "gesture (sikap tubuh)" para penyiar tv disana, simak baik-baik bagaimana seorang penyiar radio melontarkan pertanyaan dalam wawancara atau mempresentasikan sebuah acara musik misalnya. Lalu bandingkan dengan para penyiar kita di indonesia. Tentu anda akan merasakan bedanya. Walaupun anda mungkin tidak terlalu paham dengan bahasa para penyiar tv/radio asing itu, sedangkan para penyiar radio/tv indonesia sangat anda pahami bahasanya, tetapi pasti terasa ada yang kurang enak atau kalah enak di telinga kita atau di mata kita dibandingkan para penyiar asing tersebut. (saya berbicara pada umumnya).

Sulit tentu saja menjelaskan bagaimana caranya menjadi penyiar yang disukai dalam satu artikel sesingkat ini. Biasanya saya membutuhkan waktu sedikitnya 60 jam untuk melatih seseorang dari nol hingga memiliki ilmu & teknik dasar yang benar untuk menjadi penyiar yang berhasil. Namun dalam artikel ini anda akan tahu 3 kunci paling mendasar agar menjadi penyiar yang disukai.

Namun sebelum sampai kesana, tahukah anda apa yang menjadikan seorang penyiar itu disukai oleh audience (khalayak/publik)? Menurut survey di amerika serikat, penyiar yang disukai apabila:

  1. Mempunyai kepribadian yang mengesankan "humble (suka merendah)", tidak sok atau merasa lebih tinggi, dan harus berjiwa besar.
  2. Selalu "segar (fresh)" dalam membawakan acara atau menyampaikan berita dan "menyenangkan" dalam setiap performance-nya. (catatan: menyenangkan bukan berarti harus selalu melawak).
  3. Setiap apapun yang disampaikannya selalu sangat berarti bagi pendengar/penontonnya.
  4. Mampu mengendalikan situasi agar tetap dalam jalur acara, sementara tetap menghargai tamu, penonton atau pendengar.

Tiga kunci dasar

Perhatikan 4 hal utama diatas yang menjadikan penyiar disukai oleh publik, dimana titik beratnya justru pada apa yang ada didalam diri penyiar daripada yang terlihat dari luar. Jadi kalau kita mengaca pada diri kita atau melihat ke sekeliling kita, menurut anda sekarang sulit atau mudahkah untuk menjadi penyiar yang disukai? Ternyata cukup sulit bukan? Karena anda harus memperbaiki "penampilan dalam" terlebih dahulu sebelum "penampilan luar". Artinya anda harus merubah dulu wawasan, bayangan, perkiraan, asumsi, sikap apriori, persangkaan, pemikiran, yang biasanya sudah terbentuk terlebih dahulu jauh sebelum anda menjadi penyiar. Oleh karena itu inilah yang harus anda lakukan agar "penampilan-dalam" untuk menjadi seorang penyiar yang disukai bisa bersemai terlebih dahulu sebelum ilmu dan keterampilan teknisnya, sebagai berikut:

  1. Jangan mencoba meniru penyiar lain walau mungkin anda sangat menyukainya. Penyiar yang disukai publik adalah penyiar yang mempunyai keunikan, artinya penyiar itu harus menjadi dirinya sendiri. Ini yang disebut "kepribadian (personality)", atau dikalangan broadcaster sering disebut sebagai "air-personality". Tapi ingat, menjadi diri sendiri itu bukan berarti kita boleh berbicara dan bergaya dengan semaunya kita sendiri apa adanya seperti kalau kita mengobrol sehari-hari. Jadi tetap ada aturannya. Sebagaimana profesi lainnya, profesi penyiar memiliki ketentuan & aturan teknis sendiri yang apabila hal ini tidak diperhatikan maka anda bukanlah seorang penyiar melainkan hanya orang biasa yang kebetulan berada dibelakang microphone atau hanya sekedar benda cantik didepan kamera. Ingat, anda adalah penyiar, sebuah profesi yang tidak bisa dilakukan oleh orang yang bukan penyiar. Singkatnya, anda harus "terdengar dan atau terlihat wajar sebagaimana kepribadian anda" tetapi sebenarnya apa yang anda lakukan memang anda melakukannya dengan dipikirkan, direncanakan dan dilaksanakan mengikuti aturan/ketentuan.
  2. Hayati acara yang anda bawakan, atau berita yang anda akan komunikasikan kepada publik. Antara kata-kata yang anda ucapkan, sikap tubuh sewaktu mengatakannya, dan acara yang anda bawakan atau berita yang anda sampaikan, haruslah menjadi satu kesatuan. Bukankah lebih enak menonton penyanyi yang ikut menari secara harmonis dengan para penari latar, daripada melihat penyanyi yang seolah-olah tidak tahu menahu dipanggung tentang apa yang sedang terjadi dengan para penarinya. Begitupula betapa tidak enaknya kita mendengar seorang penyiar radio yang seolah-olah hanya membacakan script (teks) saja tanpa tercemin ia mengetahui tentang lagu ataupun topik/isi acara yang sedang dibawakannya.
  3. Jaga selalu prinsip keberimbangan perhatian antara "input" dan "output". Letakkan tubuh anda pada posisi yang paling nyaman bagi anda tetapi juga paling enak dilihat dari sudut pandang publik (atau tamu yang anda hadapi. Ini bagi penyiar radio dan tv). Pusatkan konsentrasi anda pada apa yang hendak anda katakan/sampaikan, dengan tetap menjaga keberimbangannya dengan perkiraan anda atas respons yang mungkin timbul (atas apa yang akan anda sampaikan). Inilah yang saya sebutkan sebagai keberimbangan perhatian antara "input" dari radar perkiraan respons yang anda miliki dengan "output" yaitu perkataan/kalimat yang anda ucapkan ataupun gesture (gerakan-gerakan tubuh) yang anda lakukan.

Kalau pembaca artikel ini bukan penyiar atau belum menjadi penyiar, mungkin akan kesulitan memahami apa yang saya maksudkan. Mudah-mudahan dalam artikel artikel mendatang saya akan dapat menjelaskannya. Namun untuk sementara ketiga butir yang paling dasar untuk menjadi penyiar yang disukai ini bukan hanya untuk diketahui tetapi juga harus dipraktekkan sehari-hari sehingga menjadi bahagian dari kepribadian profesi anda yang otomatis muncul ketika anda berada dibelakang microphone ataupun berbicara dihadapan publik. Pada awalnya mungkin terasa agak kikuk, tapi ini akan hilang setelah beberapa hari. Para pengajar atau instruktur sering mengatakan bahwa menjadi penyiar itu harus tampil "wajar". Nah, interpretasi atas arti kata "wajar" inilah yang diartikan sebagai bicara dan tampil seperti apa adanya kalau anda dirumah berkumpul bersama teman-teman sehari-hari. Hal mendasar yang membedakannya adalah kalau anda berbicara & bersikap dilingkungan teman-teman, tentunya mereka sudah sangat mengenal pribadi anda, sedangkan tampil didepan publik sama sekali tidak ada yang mengenal anda kecuali beberapa orang saja mungkin. Dikalangan para penyiar di indonesia kewajaran seperti inilah yang banyak berlaku. Kalau mereka yakin betul bahwa itulah yang benar, maka akan sangat sulit memperbaikinya.

Dari sisi sebaliknya, bagi anda yang belum menjadi penyiar dan ingin menjadi penyiar, justru lebih mudah untuk membentuk dasar-dasar yang benar agar menjadi penyiar yang disukai daripada seseorang yang sudah menjadi penyiar selama beberapa tahun, apalagi yang sudah beken. Keterkenalan sering membuat penyiar tak mau belajar. Padahal tidak semua keterkenalan ada hubungannya dengan kepandaian maupun kemampuan.

Baca Juga

Links