Blogger Themes

Translate To Your Language

Minggu, April 29, 2012

5 Jam Ditemani Meriam Belina, Dian Pishesa dan Betharia Sonata


Setelah selesai packing dan memastikan tidak ada yang terlupakan, Saya pun diantar sepupu menuju terminal Walikota. Perjalanan saya kali ini menuju Kota Kefamenanu Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Minggu, April 22, 2012

Badai Hollo “Kerispatih”, Kabani yang Jadi Hits Maker

Sebagai seorang hits maker, Badai kibordis yang sempat jadi lead vocal sementara dari band Kerispatih saat Sammy tersandung masalah ini sangat dikenal di blantika musik Indonesia namun Tidak banyak yang mengetahui bahwa Badai kerispatih ternyata keturunan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

1333041187720142833
BADAI HOLLO SI KABANI KODI

Doadibadai Hollo begitu nama lengkapnya dan lebih akrab disapa Badai. Pria yang lahir di Jakarta, 14 Januari 1978 ini tdaklah berlebihan jika disapa atau dipanggil dengan istilah “KABANI”.

Kabani adalah sapaan untuk pria di Kodi , Sumba Barat Daya. NTT, hal ini karena Badai sendiri merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara  yaitu Badai sendiri, Leo, Grace, dan Yohanna, yang lahir dari ayah Alm H.R. Hollo yang merupakan putra daerah Kodi Sumba Barat Daya dan Ibunya Barnest Helena.

Badai yang lahir hingga meraih kesuksesan di Jakarta tentunya tidak terlalu sering mengunjungi Kodi namun tentunya hubungan kekerabatan dan marga yang disandangnya tidak akan begitu saja dilepaskannya. Pada tahun 1983 hingga 1993, Badai menggali ilmu di TK, SD dan SMP Tarakanita. Sedangkan untuk masa SMA-nya, ia menggali ilmunya di SMA PSKD I Jakarta. Setelah lulus SMA, ia memutuskan untuk mengambil perguruan tinggi pada Jurusan Teknik Mesin yang telah diselesaikannya pada tahun 2000. Badai menyelesaikan pendidikannya di Universitas Trisakti Jakarta.

Setelah menyelesaikan pendidikan resmi, ia pun menempuh pendidikan dalam bidang musik yang telah direncanakannya pada Indonesia Music Institute, Jakarta Timur dalam Professional Program 2th, Faculty of Keyboards pada 2000-2004.

Tak hanya pendidikan formal yang ditempuhnya, Badai pernah sering mengikuti beberapa kursus, di antaranya adalah Yamaha Electone (1984-1985), Indra Lesmana Jazz Workshop (1986-1990), dan Jazz Course with Krishna Siregar (2002-2003).

Pria yang dikenal sebagai musisi, penulis lagu dan arrangger ini memiliki tinggi badan 165 cm dan berat 68 kg. Dengan hobi travelling dan bermusiknya, Badai mampu mendapatkan inspirasi terbesar yang digunakannya untuk mencipta lagu dan meniti karir di dunia musik.
Perjalanan karir

Badai yang takut terbang dan memiliki sifat tempramental yang tinggi sudah dikenal publik sejak kiprahnya bersama grup band Kerispatih, band yang telah membesarkan namanya. Ia pun menjadi pentolan dan motor band tersebut dan juga Sammy, sang vokalis yang tersangkut kasus narkoba. Badai juga pernah menggantikan posisi Sammy untuk menjadi vokalis sementara.

Pada awal 2010, ia pun berniat untuk melakukan karir solo dan ia pun juga telah membantu musisi-musisi lainnya di Indonesia, yaitu dengan menjadi penulis lagu, pengaransemen, dan juga produser. Beberapa musisi di antaranya adalah Audy Item dan Nindy.

Ternyata, Kerispatih belum cukup memuaskan bagi Badai. Pada Juni 2010, ia membentuk project band miliknya yang bernama Brand New Storm yang beranggotakan rekan bandnya sendiri, Arief (gitar), Enwil (vokal), Deva (drum), Eltrino (bass), dan ia sendiri memegang posisi keyboard serta piano. Band tersebut berkonsentrasi pada rock vintage.

Sebulan kemudian, Badai juga diminta untuk membantu grup vokal pendatang baru bernama Z5. Ia menjadi music director dan menuliskan lagu untuk mereka yang berjudul Cuma Sekali Mencinta.

Pada awal 2010, Badai mengaku bahwa dirinya berniat bersolo karir, seperti niat yang dimilikinya sejak 2008. Dengan materi lagu yang sudah ada, juga 10 lagu baru, Badai ingin mengembangkan karirnya di dunia musik.

Selain Kerispatih dan solo karir, Badai banyak membantu kiprah musisi-musisi lain di Indonesia, dengan menjadi penulis lagu, arranger, juga produser. Beberapa dianyatara mereka adalah Audi Item dan Nindy.

Kerispatih rupanya tidak cukup memuaskan Badai. Terbukti, pada Juni 2010, Badai mempublikasikan band barunya Brandnewstorm dengan personel Badai (keyboard), Arief (gitaris Kerispatih), Enwil (mantan vokalis band Aladin), Deva (mantan drummer band Pilot), Eltrino (bassis). Secara makna Brandnewstorm berarti ‘Badai Baru’ dengan membawa genre rock vintage.

Pada Juli 2010, Badai juga dikabarkan akan membantu grup vokal pendatang baru Z5. Badai akan menjadi music director sekaligus menuliskan satu lagu untuk mereka, yang berjudul Cuma Sekali Mencinta.

Suksesnya Badai di blantika musik Indonesia tentunya memiliki arti tersendiri bagi Sumba Barat Daya khususnya Kodi karena “orang” Sumba yang sukses di blantika musik Indonesia hampir tidak ada dan Badai diharapkan bisa menjadi “suara” untuk memperkenalkan keindahan dan potensi khususnya pariwisata yang ada di Sumba Barat Daya, NTT.


Sabtu, April 07, 2012

Profilku Di Victory News

Berita gaya hidup

Diposting oleh : Administrator - Rabu, 04 April 2012 - 14:38:19 WIB - Dibaca: 350 kali
Konsisten Mengembangkan Talenta
Duarte Sandro Novena Dandara

DUNIA hiburan sudah tak asing lagi bagi pria muda ini. Baginya, dunia panggung merupakan dunia kedua pijakannya.  Duarte Sandro Novena Dandara menggeluti profesi presenter, yang selalu diselingi dengan bernyanyi. Pria multitalenta ini telah menjejakkan kakinya di dunia hiburan sejak tahun 1998. Hingga tahun 2007, ia terpilih sebagai runner up duta wisata NTT. Tak hanya berbagai even penting di Kota Kupang, acara di kota
besar lainnya di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Denpasar pun pernah dipandunya. Baginya, pembawa acara berperan penting dalam menghidupkan suasana serta menyampaikan maksud perhelatan acara. Satu pesan bermakna yang ia titipkan bagi generasi muda NTT adalah 'apapun talenta yang dimiliki, harus dikembangkan sebagai bentuk apresiasi atas karunia yang telah diberikan Tuhan'. (tri/H-2) 

Sabtu, Maret 17, 2012

Tak Perlu Jadi Orang NTT Untuk Promosikan NTT


13317413871649343589
Dr Endang Rahayu Sedyaningsih dengan menggunakan tenunan NTT dalam salah satu kegiatannya

Untuk memperkenalkan keindahan dan potensi suatu daerah tidak perlu menjadi putra atau putri daerah untuk melakukan hal tersebut. Siapapun bisa mempromosikanya apalagi kalau sudah pernah berkunjung atau menetap di suatu daerah.

133174206580546592
Dr. Endang dengan pakaian tenunan motif NTT

Hal inilah yang ditunjukan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH Dr.PH. Wanita berdarah Banyumas, Jawa Tengah yang lahir di Jakarta ini, tahun  1980-1983 pernah bertugas di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di lokasi ini, Endang menjabat Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Waipare, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Flores, NTT. Suaminya Dr. Reanny Mamahit, SpOG, MM Puskesmas Kecamatan Bola di kabupaten Sikka.
Sudah lama meninggalkan Flores Dr Endang dengan membawa NTT dalam kenangan entah manis atau pahit karna saat beliau bertugas Listrik tak ada di kampung itu pada 1970-an, bahkan hingga 1990-an. Belum lagi keadaan Masyarakat saat itu yang secara ekonomi cukup susah mendapatkan uang dan hanya mampu  membayar dokter Puskesmas dengan ikan, ayam, telur, atau hasil bumi lainnya.

Namun yang pasti ada hal di NTT yang telah memikat Dr Endang dan membekas hingga saat ini yaitu tenunan ikatnya. Coba kita pantau media baik cetak maupun elektronik, hampir 80% kemunculannya selalu menggunakan busana yang dipadu padankan dengan motif tenunan dari Nusa Tengara Timur baik Timor, Sumba, Sabu, Rote, Alor maupun Flores.

13317419631880256101
Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih yang selalu tampil dengan balutan morif tenunan NTT diberbagai kegiatannya


Jabatanya sebagai Menteri Kesehatan RI tentunya menjadi sorotan dan bidikan kamera dan saat yang sama tenunan NTT diuntungkan karna ikut tampil di berbagai media. salah satu berita di Kompas medio Januari 2011, ketika ditanya kecintaannya terhadap tenunan dari NTT, Dr Endang menjawab “Dulu saya suka mengoleksi kain dan tidak berani memotongnya. Tapi, kalau disimpan buat apa. Jadi saya potong, dijadikan pakaian, biar bisa dilihat. Waktu saya menjadi peneliti dan pakai baju ini, sering diledek peneliti bergaya konsultan ha-ha-ha”. itulah ungkapan Dr Endang mengapa sampai saat ini sering menampilkan motif NTT dalam berbagai Event yang dihadirinya.

Epang Gawang (terima kasih dalam bahasa Sikka) untuk Dr Endang, sebagai putra- putri NTT kami bangga memiliki Ibu yang pernah bertugas di Tanah Flobamora. Ibu tetap orang Sikka di mata kami.


Selasa, Februari 14, 2012

My Profile on Rumah Anbi

Namanya Sandro Dandara. Musik sudah menjadi bagian hidupnya. Darah seni dalam tubuhnya menggerakkan dia untuk mengangkat lagu-lagu asli leluhurnya yang sudah jarang terdengar. Jadilah album Ina Ama Lolo a Ngga (Bapa Mama Ingatlah Kami) yang keluar pada 2001menjadi bukti cintanya pada lagu-lagu daerah Sumba. "Saya juga merasa tertantang untuk membuktikan bahwa orang Sumba juga bisa menyanyi,” Sandro berujar dalam pembicaraan dengan ANBI pada akhir April silam.

Album Sandro beredar ketika lagu-lagu daerah Sumba terbilang langka. Kalau pun ada, album lagu-lagu daerah yang ada saat itu bukan karya orang Sumba asli. Karenanya, album berbentuk kaset ini sebagai album Sumba cowok pertama di bumi Pasola. "Di album ini saya angkat kembali lagu rakyat Maladay Oli, lagu Anakalang, Sumba Tengah,”  kata penyuka semua jenis musik ini.

Dua tahun kemudian, album keduanya: Mainda Ole (Marik Kawan) keluar atas kerja sama dengan Pemerintah Daerah Sumba Barat. Di album yang menampilkan 14 lagu, featuring Umbu Soang--penyanyi dari Sumba Barat--ini, ada lagu rakyat Mainda Kata Bandara yang biasa dinyanyikan pada acara adat. Juga lagu Osa Dona Dewa Gu yang berkisah tentang anak yatim piatu.

Sandro menelurkan dua album lagu-lagu daerah Sumba ketika masih kuliah di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Pada awalnya, dia mempromosikan lagu-lagunya di Radio Sasando FM Jogja, tempat dia bekerja sebagai penyiar dari 2002 sampai awal 2006. Saat itu, penggemar R. Kelly ini menggawangi Program Lintas Nusantara, acara yang khusus menampilkan lagu-lagu daerah yang dikemas seperti tangga lagu pop. Aktivitasnya sebagai penyiar membuat sarjana Hubungan Internasional ini cukup dikenal di Kota Pelajar.

Juara Sejak SD

Bakat menyanyi Sandro sudah tampak sejak kecil. Namun, dirinya baru serius menekuni olah vokal setelah ditunjuk menjadi wakil sekolah dalam lomba menyanyi tingkat SD dan selalu menjadi juara. aat pertama kali ikut lomba menyanyi, Sandro duduk di bangku kelas tiga SDN Naikoten I Kupang. Dia dipanggil kepala sekolah untuk menggantikan temannya. Teman yang harusnya ikut lomba mendadak sakit. "Pertama kali ikut lomba jadi juara dua," ucap kelahiran Kupang 25 Juni 1982 ini.

Meski selalu juara menyanyi, Sandro belum yakin akan bakat musiknya. Namun, pendiriannya berubah ketika pindah SD Oetete 3. Lagi-lagi dia ditunjuk mewakili sekolah dalam lomba nyanyi dan selalu juara. “Sejak itulah saya serius menekuni musik,” kata penggemar R. Kelly ini. Lomba menyanyi tingkat sekolah ini juga menjadi bagian dari kegiatannya saat memakai seragam putih biru hingga berganti putih abu-abu. Abraham Gampar, Jhony Theedens, dan Aki Kalla adalah orang-orang yang dia anggap berperan dalam karier musiknya.


Keranjingan Lomba

Lomba dan kompetisi agaknya menjadi kesenangan pria yang hobi membaca, menyanyi, dance, puisi dan travelling ini. Lihat saja, dia menyabet Juara Baca Puisi Kontemporer 1998,.Runner Up Nyong Kupang 2006, 5 Besar Kupang Idol 2006, Putra Pasola 2007 (Duta Wisata Sumba Barat), dan Runner Up Duta Wisata NTT 2007.

Menamatkan SD di Kupang, SMP di Sumba, SMA di Kupang dan kuliah di Jogja. Waktu di Sumba, dia pernah menetap setahun di Sumba Barat dan setahun di Sumba Timur. Nah, di Waingapu, ibukota Sumba Timur, Sandro sekolah seminari. Namun, hanya bertahan satu tahun di sana. "Bukan panggilan," kata pemilik nama lengkap Duarte Sandro Novena Dandara.

Aktivitasnya di organisasi sejak kuliah juga tidak sedikit. Paduan suara, Lembaga Pers dan Kajian Strategic Mahasiwa, Himpunan Mahasiswa Kristiani, Keluarga Besar Sumba Jogja, Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Nusantara, adalah sederetan organisasi yang diikutinya. Tapi, sekarang, dia hanya tergabung dalam Forum Academia NTT (FAN). "Juga aktif di ANBi (ANAK NTT BERMUSIK independen, wadah musisi untuk membangun NTT lewat musik)," kata putra pasangan Markus Wadja Wadja dan Yohana Boeloe ini.

Selesai kuliah, Sandro sempat menetap di Kupang. Selama empat tahun sejak 2006, Sandro sempat menjadi manager di beberapa radio dan televisi lokal di ibukota provinsi NTT ini. Lantas, apa cita-cita Sandro? “Dulu mau jadi duta besar. Tapi, sekarang yang penting bisa berarti buat orang lain,"  kata pengusaha yang juga aktif di sebuah LSM internasional di Waitabula, Sumba Barat Daya, ini.
Sumber : Rumah Anbi

Minggu, Januari 15, 2012

“Lagu Asli Sumba Mulai Hilang….”


Lagu-lagu indah yang ditembangkan petani Sumba saat panen perlahan lenyap. Hilang sudah nyanyian merdu ibu-ibu saat menumbuk padi… Miris. Itulah kondisi lagu-lagu asli Sumba saat ini. Berikut petikan wawancara ANBImag dengan Sandro Dandara, penyanyi berdarah Sumba Barat Daya, tentang perkembangan musik dan musisi Sumba saat ini.

Bagaimana perkembangan musik Sumba saat ini?
Sekarang semakin maju karena semakin banyak penyanyi Sumba dan album Sumba yang terus dirilis tiap tahun. Hanya belum  banyak yang coba mengangkat kembali lagu-lagu rakyat yang sudah hampir hilang ditelan masa.

Lagu-lagu rakyat mulai hilang?
Lagu-lagu rakyat asli Sumba mulai hilang karena perubahan zaman. Dahulu, lagu-lagu rakyat dinyanyikan saat orang panen, sambil menumbuk padi. Tapi, sekarang semua dikerjakan dengan mesin.

Contohnya?
Ya, misalnya lagu waktu orang panen khas Sumba itu kan ada. Lagu-lagu rakyat ini bisa diaransemen dengan konsep musik modern agar tidak hilang sama sekali.

Seperti yang Anda lakukan dalam dua album Anda?
Ya, betul sekali. Di album pertama saya angkat lagu Maladay Oli, lagu rakyat Anakalang dari Sumba Tengah.  Di album kedua ada lagu Mainda Kata Bandara, lagu untuk acara adat. Juga ada Osa Dona Dewa Gu, lagu yang berkisah tentang anak yatim piatu.

Sumba, pulau yang terkenal dengan kuda dan Pasola, memiliki empat kabupaten, yakni Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Panorama Sumba dengan hamparan padang rumput hijau, batu-batu karang, dan orang-orang yang berkuda dari desa ke desa menjadi latar film "Angin Rumput Savana" dan "Cinta dalam Sepotong Roti"  karya Garin Nugroho, sutradara yang kenyang penghargaan film nasional dan internasional. Marapu adalah agama asli Sumba yang masih hidup sampai sekarang.
 
Bagaimana hubungan antara sesama  musisi dan penyanyi di sini?
Lumayan kompak. Ada kawan yang ada ide untuk buat album rembukan. Mungkin nama albumnya Sumba in Harmony.

Ceritakan perbedaan posisi musisi di mata masyarakat Sumba dulu dan sekarang?
Sejauh ini masih sama saja. Belum ada perubahan besar. Orang-orang Sumba suka lagu daerah tapi apresiasinya terhadap penyanyi kurang.

Maksudnya?
Pasar nyanyinya kurang, paling acara nikahan saja. Itu pun tanpa bayaran hahahha. Ada juga beberapa orang yang tidak berani mengajak saya menyanyi karena pikir harus keluar duit banyak....
 
 
Sumber : Rumah Anbi

Baca Juga

Links