Blogger Themes

Translate To Your Language

Kamis, Oktober 09, 2008

SEKILAS TV PROGRAMMING

KEGIATAN PROGRAMMING MENCAKUP:
• Pemantauan dan pengkajian kecenderungan masyarakat dan kompetitor serta mengelola persaingan.
• Penyusunan pola acara dan kriteria acara.
• Penetapan sumber program.
• Pemilihan dan penetapan program.
• Pengembangan program.
• Penyusunan acara harian (Run Down).
• Persetujuan produksi.
• Penilaian bahan siaran
• Pemantauan siaran

APAKAH PROGRAMMING ITU ?
• Dari sudut pemirsa, Programming adalah proses penyediaan materi siaran yang sesuai keinginan dan kebutuhan pemirsa yang dapat ditonton pada waktu yang paling sesuai bagi mereka;
• Sedangkan bagi stasiun TV, Programming adalah mendapatkan dan mengembangkan program serta menjadwalkan penyiaraannya agar dapat menarik sebanyak mungkin pemirsa dan bersaing dengan seluruh kompetitor yang ada.
WAKTU
• Waktu yang paling sesuai bagi pemirsa untuk menonton acara TV adalah diluar waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari (seperti diluar waktu kerja, waktu sekolah, tidur dan lain-lain), biasa disebut sebagai Prime Time.
• Periode Prime Time merupakan waktu yang paling potensial untuk banyak penontonnya dan kesempatan terbesar untuk bersaing dengan stasiun lainnya.
• Prime Time dapat berbeda-beda untuk setiap negara, dan dapat dikelompokkan atas : Morning Time, Afternoon Prime Time, dan Evening Prime Time.

HAL YANG PENTING DIPERHATIKAN DALAM PROGRAMMING ANTARA LAIN:
1. Jangkauan siaran (Nasional atau Lokal);
2. Audience Research
3. Penjadwalan (Pola waktu masyarakat, Target Audience dan lain-lain.
4. Isi program
5. Konteks program
6. Variasi program
7. Kombinasi terbaik (optimal) antara idealisme dan kepentingan bisnis (Profit)

FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH SETIAP ORANG DI INDUSTRI TELEVISI ADALAH :
• Market Structure
• Distribution
• Programme Supply
• Branding and Retailing
• Revenue
MARKET STRUCTURE
1. Struktur pasar tidak stastis
2. Kemampuan suatu stasiun untuk bertahan sebagai stasiun dominan tergantung pada pengelolaan beberapa asset:
Kuncinya antara lain :
 Jangkauan Siaran (Coverage)
 Image organisasi, Kanal dan program yang kuat
 Top manajemen yang ahli
 Kemampuan memproduksi (In-House)
 Kontrak yang kuat dengan Program Suppliers
3. Bagi stasiun penyiaran yang ingin bertahan tetap dominan bertahun-tahun harus mempertahankan kepemimpinan dan keunggulannya dalam hal sumber dan distribusi program.
4. Sedangkan bagi pemain baru harus mengambil langkah strategis, apakah akan bersaing secara Head To Head dengan pemimpin pasar atau bergerak di bidang komplimenternya.
 Bintang pengisi acara
 Manajemen berpengalaman
 Keahlian teknis
 Rating tinggi
 Penerimaan tinggi
 Dukungan politis
5. Namun harus diperhatikan pula hambatan atau kelemahan sebagai berikut:
Struktur pasar tidak stastis
o Birokratis
o Tidak bisa berkompetisi
o Biaya tetap yang tinggi
o Biaya Variabel yang tinggi
o Kewajiban kepada publik (PSO)
DISTRIBUTION
Jaringan distribusi (transmisi) sangat penting bagi stasiun TV, tidak ada gunanya program yang bagus bila tidak ada yang dapat melihatnya.
PROGRAMME SUPPLY
• Produksi sendiri (In-House Production)
• In-House Production Facility (Studio, Peralatan dan Tim Produksi yang terampil) merupakan salah satu kekuatan stasiun TV dan tidak mudah ditiru kompetitor dengan cepat dan mahal.
• Kekuatan lainnya dari suatu stasiun TV adalah pada Berita (News)
• Dibeli
• Produksi kerjasama (Co Production atau Joint Venture)
BRANDING AND RETAILING
1. Marketing dan promosi merupakan bagian yang kritis bagi stasiun TV.
2. Stasiun TV dapat membangun Image Brand Marketing pada beberapa level, seperti:
Marketing dan promosi merupakan bagian yang kritis bagi stasiun TV.
o Perusahaan (The Company)
o Kanal (The Channel)
o Penempatan acara harian (The Daypart)
o Program
o Pembawa acara (The Presenter)
o Segmen
o Barang Souvenir (Merchandising)
REVENUE
License Fee
• Advertising Revenue
• Subscription
• Subsidi Pemerintah
• Hibah
• Usaha Non Siaran (Merchandising dan lain-lain)

ADVERTISING
1. Besarnya penerimaan melalui iklan ditentukan oleh : Total Advertising Air Time yang ada di pasar dan Market Share masing-masing kanal (Stasiun).
2. Tinggi rendahnya iklan di TV dipengaruhi oleh :
o Peraturan pemerintah yang membatasi siaran iklan;
o Lobby media cetak

SEKILAS MERANCANG SISTEM PERALATAN STUDIO

1.PERUMUSAN KEBUTUHAN

Dalam merumuskan kebutuhan sistem peralatan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1.1. SEGI PRODUKSI

Pertimbangannya antara lain :

  • Jenis dan ukuran program , misalnya :
    • News
    • Talk show
    • Musik (besar , sedang atau kecil)
    • Drama (besar, sedang atau kecil) dan lain-lain
  • Ukuran (luas lantai) studio
    • kecil (50 m2 – 300m2)
    • Menengah (350 m2 – 500 m2)
    • Besar (600m2 – 1000m2)
  • tipe produksi :
    • rekaman saja atau
    • termasuk siaran langsung (live).
  • Hasil produksi full kompetitif (target komersial) atau tidak, ini terutama kaitannya dengan mutu dan pengadaan peralatan yang menghasilkan effek, daya tarik audio/visual dan peningkatan mutu, seperti vision mixer, sound mixer, lighting system dan peralatan paska produksi (editing, dubbing, mixing dan lain-lain).
  • Perkiraan volume produksi
    • lokasi produksi (di studio saja atau termasuk luar studio).
    • Tingkat mobilitas yang diinginkan
    • Budget yang akan di alokasikan untuk pengadaan peralatan.


1.2. SEGI PENYIARAN

Pertimbangannya antara lain:

  • Apakah kegiatannya menyiarkan saja atau dengan kegiatan produksi terbatas.
  • Menyiarkan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar ( program provider, production house).
  • Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (re-editing atau paska produksi) bahan siaran yang diterima dari pihak luar ( production house),
  • Berapa besar kegiatan atau volume paska produksi yang akan dilakukan.
  • Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu dengan volume kecil, misalnya : berita dan talkshow.
  • Tipe siaran (hasil rekaman atau live)
  • Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar.
  • Tipe siaran (hasil rekaman saja atau termasuklive)
  • Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar
  • Siaran dilaksanakan secara manual, semi automatik atau full automatik.
  • Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.
  • Lokasi pemancar (dekat dengan studio atau relatif berjauhan),
  • Jumlah lokasi pemancar , jarak antar pemancar serta kondisi geografis.
  • Sifat pengoperasian masing-pemancar yang diinginkan (manual atau unattended).
  • Pertimbangan-pertimbangan segi produksi yang terkait dengan penyiaran juga harus menjadi pertimbangan dalam pengedaan peralatan pemancar.

1.3. SEGI PENDUKUNG

Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan peralatan teknik lainnya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum atau teknik prasarana.

Peralatan teknik umum antara lain:
- Pembangkit daya listrik dan diesel
- Alat pendingin (ac)
- Alat komunikasi
- Komputer (it)
- Peralatan pembuatan dekorasi dan konstruksi.
- Alat transportasi dan lain-lain.

Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan teknik umum terutama adalah; harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara effektif dan effisien.

2. MERANCANG SYSTEM PERALATAN

2.1. PERSYARATAN UMUM

Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang system peralatan, baik
peralatan produksi, penyiaran maupun teknik umum antara lain:

  • Memenuhi persyaratan internasional dan nasional;
  • Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar 10 thn) dan layanan purna jual;
  • Mempunyai daya tahan (reliability) yang tinggi.
  • Kemudahan memperoleh suku cadang;
  • Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharaan;
  • Kemudahan pengintegrasiannya dengan sistem peralatan lainnya;

DISAMPING ITU PERLU JUGA DIPERHATIKAN :

  • Populasi (pengguna) peralatan secara internasional maupun nasional;
  • Lokasi keagenan terdekat;
  • Pengalaman pengguna sebelumnya;
  • Peralatan yang digunakan kompetitor;
  • Kemampuan sdm yang mungkin dapat disediakan;
  • Tidak berlebihan (sesuai kebutuhan);
  • Kemudahan pengembangan sistem peralatan di kemudian hari (up grading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan;

2.2. KONFIGURASI PERALATAN

Berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, disusun daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block diagram ( garis besar) , mencakup:

A. PERALATAN PRODUKSI:

    • Camera system (studio camera dan eng/efp camera)
    • Video system
    • Audio system
    • Editing (and dubbing) system
    • VCR system
    • Lighting system
    • Master control
    • Production control
    • Commucation system
    • Mobile production unit
    • Maintenance equipment dan lain-lain.

B. PERALATAN PENYIARAN

    • Sending vcr system
    • Continuity studio equipment
    • Camera system
    • Audio system
    • Video system
    • Lighting system
    • Master control ( sharing dengan produksi)
    • Peralatan transmisi :
      • pemancar
      • Microwave link
      • Up & down link

C. PERALATAN PENDUKUNG (TEKNIK UMUM).

  • Pembangkit daya listrik:
    • Stationary (pln, generator sets)
    • Mobile/protable:
      • Mobile generator sets sebagai kelengkapan mobile production unit;
      • small silent generator set.
  • Alat pendingin (ac) untuk studio dan ruang peralatan
  • Alat komunikasi
    • Stationary
    • Protable: handy talky, mobile phone.
  • Komputer (it) untuk komputer grafis.
  • Mobil untuk transportasi tim produksi dan penyiaran serta reporter
  • Mobil untuk transportasi peralatan pendukung siaran luar.

2.3. TIM PERENCANA/KONSULTAN

Untuk menghasilkan rencana dan pembangunan studio dan system peralatan yang optimal biasanya dibentuk tim perencana. Tim perencana setidaknya berasal dari tiga bidang utama, yaitu :

  1. Tenaga ahli di bidang perencanaan gedung studio (arsitek, sipil, elektrikal dan mekanikal);
  2. Tenaga ahli di bidang peralatan televisi ( peralatan produksi dan penyiaran/transmisi);
  3. Tenaga ahli di bidang program televisi disamping itu , dapat pula dilibatkan ahli di bidang lain sebagai nara sumber atau pada tahap sesuai kebutuhan (kemajuan proses perencanaan).

2.4. SPESIFIKASI TEKNIK PERALATAN

Secara garis besar spesifikasi teknik peralatan mencakup antara lain :

  • Frekuensi dan tegangan listrik yang dibutuhkan, Peralatan serta toleransi yang diizinkan ( PLN : 220volt/50hz);
  • Kondisi lingkungan : temperatur dan kelembaban (Humidity) lingkungan dimana peralatan dapat berfungsi secara normal;
  • Ukuran fisik peralatan (volume dan berat);
  • Kharakteristik (parameter) video dan audio secara lengkap yang mencerminkan mutu atau klasifikasi peralatan;


PERHATIAN : SEMUA HAL TERSEBUT DIATAS HARUS DIRINCI DALAM DOKUMEN KONTRAK PENGADAAN PERALATAN

Senin, Juli 14, 2008

Penyiar Profesional: ‘Gak Cukup dengan Suara Bagus!


SUARA EMAS (Golden Voice) adalah modal utama penyiar. Tapi ketahuilah, suara bagus saja tidak cukup untuk menjadi penyiar pro. Suara bagus akan menjadi tidak bagus, gak enak didengar, jika sang pemilik suara sering mengatakan “OK”, “yang pasti”, atau “pastinya” secara berulang-ulang alias latah!

Kita juga sering melihat atau mendengar seorang MC yang “mengobral” kata-kata “OK”. Entah berapa ratus kata “OK” yang meluncur dari mulutnya selama ia berbicara. Mengenai hal itu, kita simak apa yang pernah dikemukakan MC kawakan, Krisbiantoro. Suatu ketika, ia berada di acara yang sama dengan MC muda usia, 20-an tahun. Krisbiantoro yang sudah dikenal pada awal 1970-an itu prihatin karena MC muda itu meneriakkan kata “OK” sampai ratusan kali.

Krisbiantoro lalu menanyakan soal obral kata “OK” itu. “Saya bilang sama dia, ’Mbak-mbak, mbok ya okay-nya dikurangi’.” Dengan jujur, pembawa acara muda itu mengaku. “Iya Oom, kadang saya blank (kosong) dan tak tahu harus ngomong apa,” kata Kris menirukan rekan mudanya (Baca ASM. Romli, “Kiat Memandu Acara: Teknik MC & Moderator”, Nuansa, Bandung, 2006). Begitulah “si oke” menjadi senjata ampuh untuk mengisi kekosongan seorang MC atau penyiar radio. Dalam pendapat Krisbiantoro, rentetan kata “oke” itu muncul dari kedangkalan wawasan dan ketidaksiapan sang presenter. Kedangkalan atau keterbatasan wawasan itu pula yang kemudian melahirkan tabiat yang di mata penonton/pendengar terasa aneh, lucu, dan memuakkan. “Untuk menghindari kekosongan itu kita sering melihat sepasang pembawa acara teriak-teriak, sedangkan yang lain tepuk tangan sendiri lalu tertawa sendiri,” kata Krisbiantoro (Kompas, 21 November 2004).

Ini soal nonteknis. Soal wawasan ini penting banget, tidak boleh diabaikan. Kelancaran bicara bergantung pada wawasan penyiar. Penyiar yang tidak punya wawasan atau pengetahuan yang banyak, siarannya akan “kering”, cuma “say hello”, sering mengulang kata yang sama seperti kata “OK” tadi, dan kirim-kirim salam doang, trus puter lagu. Ah, ’dak ada isinya!

Untuk memiliki wawasan yang luas, penyiar harus rajin baca –baca koran tiap hari, majalah, artikel, buku, juga sering nonton berita televisi dan acara lainnya. Lebih baik lagi jika penyiar sering ikut hadir dalam acara diskusi, seminar, dan semacamnya.

Penyiar bisa menjadi andalan pendengar tentang banyak isu atau kejadian. Meraka, pendengar, selalu menganggap penyiar itu pergaulan dan wawasannya luas, sehingga “banyak tahu” dan “tahu banyak”. Penyiar harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat. Dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka.

Lagi pula, bisa jadi penyiar setiap hari berhadapan dengan naskah yang berbeda. Nah, dalam menggunakan naskah itu sebagai bahan siaran, misalnya tips atau informasi aktual (berita), penyiar harus paham betul isi naskah itu. Belum lagi kalau harus siaran talkshow, bincang-bincang dengan narasumber. Tak jarang ’kan, narasumber atau bintang tamu mengemukakan topik atau istilah yang “aneh-aneh”, disangkanya penyiar akan selalu mengerti.

Dijamin, kalo penyiar banyak baca, sehingga banyak tahu dan tahu banyak, siarannya akan berkualitas, “bernas”, berisi, intelek, dan disukai pendengar. Siarannya tidak cuma bermodal suara bagus, tapi juga wawasan yang luas.

Itulah sebabnya, tidak sedikit radio mensyaratkan penyiarnya minimal D3, pernah kuliah, jurusan apa saja, tidak mesti jurusan broadcast atau penyiaran. Orang yang pernah kuliah diasumsikan “haus ilmu” dan “daya nalar”-nya terasah semasa kuliah. Pengalaman akademis dan intelektualnya sangat menunjang dirinya dalam siaran yang didengar banyak orang dengan berbagai tingkat kecerdasan dan pengetahuan. Karena pada intinya, pendidikan formal itu dibutuhkan untuk memperluas cakrawala pengetahuan.

Penyiar juga terkadang berhadapan dengan situasi yang tak terduga. ‘Dalam sebuah siaran interaktif, pendengar radio terkadang memberi pertanyaan di luar topik.

Tentu saja selain wawasan, penyiar juga harus memiliki teknik vokalisasi dan verbalisasi yang baik, punya sense of music, sense of humor, dan sebagainya. Ok, selamat meluaskan wawasan… give your best announcing to your listeners!

Tips seleksi calon penyiar radio


Seleksi calon penyiar adalah pekerjaan yang sudah akrab dilakukan oleh para program director, manager siaran atau station manager sebuah radio. Dalam posting kali ini saya akan berbagi pengalaman menyeleksi penyiar radio. Semoga bisa bermanfaat, juga bagi anda yang berminat menjadi penyiar radio.

Kemampuan dasar yang harus dimiliki Broadcaster / Newscaster

1. Kemampuan vokal:

  • memiliki kualitas vokal yang bagus, bulat dan tidak pecah
  • memiliki artikulasi yang jelas
  • bisa berekspresi melalui suara
  • bisa memainkan intonasi suara
  • bisa mengatur kecepatan bicara
  • cukup memiliki kemampuan verbal

2. Kemampuan personal:

  • suka bicara dan bisa menjadi pendengar yang baik jika berhadapan dengan narasumber / saat melakukan wawancara
  • memiliki spontanitas yang baik
  • memiliki kepekaan terhadap situasi
  • mampu menjaga emosi, terutama pada saat siaran
  • percaya diri saat berbicara / siaran
  • memiliki rasa ingin tahu
  • bisa berkonsentrasi
  • memiliki sense of humor

Point-point ini bisa kita temukan di awal seleksi melalui wawancara dan mendengarkan rekaman calon penyiar. Perlu diperhatikan, kualitas vokal yang baik, suka berbicara dan suka mendengar tidak bisa dilatih. Seseorang yang tidak bisa memiliki kemampuan tersebut sulit menjadi seorang penyiar radio. Sedangkan pelamar yang bisa memenuhi kemampuan dasar, akan lebih mudah untuk dilatih menjadi penyiar yang baik.

Apa yang perlu dilakukan agar performa seorang penyiar semakin berkembang?

1. Jangan berhenti meningkatkan pengetahuan umum

Meningkatkan pengetahuan umum bisa dilakukan dengan membaca dan melihat, mulai dari buku, film, internet, dan apapun yang ada disekitar kita. Harus diingat, bahwa di mata pendengar, penyiar radio tahu segalanya.

2. Tidak ketinggalan infromasi dan berita

Seorang penyiar radio harus selalu update dengan apa yang saat ini terjadi. Cari dari segala macam sumber informasi dan berita. Apapun yang aktual, yang sedang ramai dibicarakan, yang terjadi, yang sedang jadi trend…apapun…!

3. Memiliki pergaulan yang luas

Dengan pergaulan yang luas, akan makin banyak yang kita serap dan makin banyak hal yang bisa kita pelajari. Perbanyak teman, perluas jaringan baik dari kalangan narasumber, target audience dan siapapun.

4. Memahami apa yang disuka dan tidak disuka oleh pendengar

Jika dianalogikan dalam dunia bisnis, penyiar adalah produsen dan pendengar adalah konsumen. Sedangkan produk yang ditawarkan adalah ‘air personality’ penyiar dan ’show’ yang dibawakan penyiar dalam siaran. Agar ‘laku’ kita harus mengetahui apa yang disuka oleh pendengar. Untuk itu lakukan survey dan amati apa yang saat ini sedang disuka oleh pendengar. Penyiar harus ‘customer oriented’!

5. Mengenal industri radio secara umum

Know what you do. Bagaimana kita bisa berharap mendapatkan hasil yang maksimal, jika kita tidak memahami apa yang kita kerjakan. Semakin kita mengenal industri tempat kita berkarya, kita akan semakin memahami celah dan peluang untuk maju. Caranya mudah, banyak bertanya, banyak belajar.

Selain itu penyiar yang baik juga harus bisa siaran dengan gaya siaran yang menjadi ciri khas radio kita dan mengenal karakter target pendengarnya, serta harus patuh dan menjalankan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh management.

Setelah penyiar paham apa yang perlu mereka lakukan untuk maju, kita harus tetap memonitor perkembangan mereka. Jangan bosan melakukan briefing, evaluasi, coaching dan menetapkan target untuk mendorong penyiar berkembang menjadi lebih baik.

Jumat, Juli 11, 2008

Temukan Suara Terbaik Anda!

RADIO adalah suara (sound)! Media yang hanya bisa didengar (auditif).
Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar –sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.

Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.

WAWASAN
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijamin, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.

SENSE OF MUSIC
Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.

SENSE OF HUMOR
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).

BAHASA TUTUR
Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan.

Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).

Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat, sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).

TAMPILKAN SUARA TERBAIK!
RILEKS!
Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.

Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.

ATUR NAFAS!
Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus.

Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu.

Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dada dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra.

Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara

VISUALISASI!
Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone!

Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik.

Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang.

Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).

TENTUKAN PILIHAN KATA!
Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda.

Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan kata-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garisbawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti.

KONSENTRASI!
Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar.

Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.

LATIHAN!
Best voice requires experimentation. Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi.

Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda.

Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda.

BICARA KEPADA SATU ORANG!
Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya –membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang!

TEMAN AKRAB!
Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.

SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.

KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!

GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.

JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.

INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.

MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?

1. Tarik nafas yang dalam (deep breath) – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff - body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.

TEKNIK VOKAL
Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).

Diafragma!
Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.

Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:

* Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
* Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
* Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.

Intonasi!
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.

Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.

Aksentuasi!
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”.

Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!

Speed!
Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.

Artikulasi!
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.

Be Yourself!
Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.

Ceria!
Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!

Hangat!
Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.

Anda ingin menjadi presenter radio ?

Di era keterbukaan sekarang peluang berkarir di radio sangatlah terbuka. Anda bisa memulai di radio lokal yang bila dikembangkan terus skill-nya akan berakhir di Washington atau London. Radio sampai sekarang merupakan medium jurnalistik sangat penting dan belum tergantikan televisi.

Presenter radio diperlukan mengikuti era multimedia sekarang ini. Oleh sebab itu ada beberapa tips yang bisa bermanfaat untuk menjadi presenter radio khususnya presenter bidang news dan current affairs.

1. Wawasan mengenai peristiwa lokal, nasional dan internasional. Seorang presenter apalagi menyampaikan berita setiap hari.

2. Suara yang standar. Setiap orang memiliki warna suara. Temukan suara Anda dengan berlatih. Suara adalah perangkat penting dalam radio. Oleh karena itu menyadari pentingnya pita suara dalam diri seorang presenter merupakan hal esensial. Apakah warna suara ana bas, bariton atau melengking, semuanya masih memungkinkan tergantung dari radio yang akan dimasuki.

3. Otoritatif namun rileks. Radio adalah medium yang intim. Suara Anda perlu otoritatif namun terdengar akrab. Nada otoritatif itu bisa digambarkan sebagai suara yang akrab di telinga namun mengandung suasana yang lugas dan langsung. Dia tidak basa basi dan berpanjang-pangjang namun terdengar alamiah dan mengalir.

4. Semangat dalam menyampaikan informasi. Sikap antusias dalam menyampaikan informasi merupakan bekal sangat penting. Prinsipnya, jika Anda antusias karena kabar yang disampaikan sesuatu yang baru dan perlu diketahui pendengar maka sikap yang keluar dari suara Anda juga seolah-olah mengajak pendengar untuk mengikutinya. Sebaliknya jika Anda tidak ansusias suda dapat diguga pendengar pun malas mengikutiny.

5. Jadikan siaran Anda “your show”. Anggap ini adalah panggung Anda. Presentasi merupakan sebuah pertunjukkan. Anda harus menganggap sebagai sopir dan pengendali yang menguasai “panggung” siaran. Setiap nada, intonasi dan suara yang keluar dari diri Anda menjunjukkan bagaimana jalannya siaran itu seharusnya. Seperti halnya teater maka dalam penyampaian pun ada pembukaan, isi dan penudup. Ada nada suara tinggi, rendah dan menekankan. Semuanya disampaikan bukan dengan sikap membosankan.

Perlu juga saya tambahkan tips presenters ini dari situs BBC.

Presenter sebenarnya “penghubung” satu bagian dengan bagian lain dari siaran. Oleh sebab it kadang-kadang presenter merekam atau menyampaikan secara langsung “links” itu.

Tips dari BBC:

1. Tenang. Suara bicara yang alamiah kadang-kadang terlalu cepat untuk pendengar oleh karena itu tenanglah suaranya dan perlahan-lahan menyampaikan informasi yang Anda sampaikan.

2. Buatlah setiap kata-kata itu berarti. Baca naskah dengan rasa percaya diri dan katakan setiap kata dengan tepat. Jangan mengakhiri kalimat tidak lengkap.

3. Bersikaplah seolah-olah Anda bicara kepada orang tertentu. Bayangkan Anda meneceritakan sesuatu kepada satu orang di dalam pikiran Anda.

4. Hindari rasa canggung dan gelisah. Nanti kedengarannya aneh di telinga pendengar.

5. Tersenyumlah. Mungkin ini terdengar baik, seperti Anda lihat sendiri kadang-kadang sikap tersenyum membuat suara lebih bersahabat.

6. Ingat suara Anda bagus seperti orang lain. Setiap orang bisa bicara lamban atau menyajikan dengan jelas tidak jadi soal apakah aksen anda tinggi atau rendah.

MAU JADI PENYIAR YANG DISUKAI?

Pekerjaan sebagai penyiar sering dianggap sebagai pekerjaan sampingan dan karena pekerjaan itu pekerjaan yang mudah. Kebanyakan orang berpikir kalau mau jadi penyiar tv cukup asalkan wajahnya tampan/cantik, sedangkan kalau mau jadi penyiar radio asal bisa ngomong tanpa kehabisan ide pasti sukses.

Hasil survey

Kalau kita menengok ke amerika dan negara-negara maju lainnya, akan jelas sekali kelihatan bahwa penyiar-penyiar mereka bukanlah orang sembarangan. Kemanapun channel radio atau tv yang anda ikuti akan terlihat semacam kesamaan, seperti ada suatu standard kriteria tertentu yang dimiliki. Coba perhatikan bagaimana "gesture (sikap tubuh)" para penyiar tv disana, simak baik-baik bagaimana seorang penyiar radio melontarkan pertanyaan dalam wawancara atau mempresentasikan sebuah acara musik misalnya. Lalu bandingkan dengan para penyiar kita di indonesia. Tentu anda akan merasakan bedanya. Walaupun anda mungkin tidak terlalu paham dengan bahasa para penyiar tv/radio asing itu, sedangkan para penyiar radio/tv indonesia sangat anda pahami bahasanya, tetapi pasti terasa ada yang kurang enak atau kalah enak di telinga kita atau di mata kita dibandingkan para penyiar asing tersebut. (saya berbicara pada umumnya).

Sulit tentu saja menjelaskan bagaimana caranya menjadi penyiar yang disukai dalam satu artikel sesingkat ini. Biasanya saya membutuhkan waktu sedikitnya 60 jam untuk melatih seseorang dari nol hingga memiliki ilmu & teknik dasar yang benar untuk menjadi penyiar yang berhasil. Namun dalam artikel ini anda akan tahu 3 kunci paling mendasar agar menjadi penyiar yang disukai.

Namun sebelum sampai kesana, tahukah anda apa yang menjadikan seorang penyiar itu disukai oleh audience (khalayak/publik)? Menurut survey di amerika serikat, penyiar yang disukai apabila:

  1. Mempunyai kepribadian yang mengesankan "humble (suka merendah)", tidak sok atau merasa lebih tinggi, dan harus berjiwa besar.
  2. Selalu "segar (fresh)" dalam membawakan acara atau menyampaikan berita dan "menyenangkan" dalam setiap performance-nya. (catatan: menyenangkan bukan berarti harus selalu melawak).
  3. Setiap apapun yang disampaikannya selalu sangat berarti bagi pendengar/penontonnya.
  4. Mampu mengendalikan situasi agar tetap dalam jalur acara, sementara tetap menghargai tamu, penonton atau pendengar.

Tiga kunci dasar

Perhatikan 4 hal utama diatas yang menjadikan penyiar disukai oleh publik, dimana titik beratnya justru pada apa yang ada didalam diri penyiar daripada yang terlihat dari luar. Jadi kalau kita mengaca pada diri kita atau melihat ke sekeliling kita, menurut anda sekarang sulit atau mudahkah untuk menjadi penyiar yang disukai? Ternyata cukup sulit bukan? Karena anda harus memperbaiki "penampilan dalam" terlebih dahulu sebelum "penampilan luar". Artinya anda harus merubah dulu wawasan, bayangan, perkiraan, asumsi, sikap apriori, persangkaan, pemikiran, yang biasanya sudah terbentuk terlebih dahulu jauh sebelum anda menjadi penyiar. Oleh karena itu inilah yang harus anda lakukan agar "penampilan-dalam" untuk menjadi seorang penyiar yang disukai bisa bersemai terlebih dahulu sebelum ilmu dan keterampilan teknisnya, sebagai berikut:

  1. Jangan mencoba meniru penyiar lain walau mungkin anda sangat menyukainya. Penyiar yang disukai publik adalah penyiar yang mempunyai keunikan, artinya penyiar itu harus menjadi dirinya sendiri. Ini yang disebut "kepribadian (personality)", atau dikalangan broadcaster sering disebut sebagai "air-personality". Tapi ingat, menjadi diri sendiri itu bukan berarti kita boleh berbicara dan bergaya dengan semaunya kita sendiri apa adanya seperti kalau kita mengobrol sehari-hari. Jadi tetap ada aturannya. Sebagaimana profesi lainnya, profesi penyiar memiliki ketentuan & aturan teknis sendiri yang apabila hal ini tidak diperhatikan maka anda bukanlah seorang penyiar melainkan hanya orang biasa yang kebetulan berada dibelakang microphone atau hanya sekedar benda cantik didepan kamera. Ingat, anda adalah penyiar, sebuah profesi yang tidak bisa dilakukan oleh orang yang bukan penyiar. Singkatnya, anda harus "terdengar dan atau terlihat wajar sebagaimana kepribadian anda" tetapi sebenarnya apa yang anda lakukan memang anda melakukannya dengan dipikirkan, direncanakan dan dilaksanakan mengikuti aturan/ketentuan.
  2. Hayati acara yang anda bawakan, atau berita yang anda akan komunikasikan kepada publik. Antara kata-kata yang anda ucapkan, sikap tubuh sewaktu mengatakannya, dan acara yang anda bawakan atau berita yang anda sampaikan, haruslah menjadi satu kesatuan. Bukankah lebih enak menonton penyanyi yang ikut menari secara harmonis dengan para penari latar, daripada melihat penyanyi yang seolah-olah tidak tahu menahu dipanggung tentang apa yang sedang terjadi dengan para penarinya. Begitupula betapa tidak enaknya kita mendengar seorang penyiar radio yang seolah-olah hanya membacakan script (teks) saja tanpa tercemin ia mengetahui tentang lagu ataupun topik/isi acara yang sedang dibawakannya.
  3. Jaga selalu prinsip keberimbangan perhatian antara "input" dan "output". Letakkan tubuh anda pada posisi yang paling nyaman bagi anda tetapi juga paling enak dilihat dari sudut pandang publik (atau tamu yang anda hadapi. Ini bagi penyiar radio dan tv). Pusatkan konsentrasi anda pada apa yang hendak anda katakan/sampaikan, dengan tetap menjaga keberimbangannya dengan perkiraan anda atas respons yang mungkin timbul (atas apa yang akan anda sampaikan). Inilah yang saya sebutkan sebagai keberimbangan perhatian antara "input" dari radar perkiraan respons yang anda miliki dengan "output" yaitu perkataan/kalimat yang anda ucapkan ataupun gesture (gerakan-gerakan tubuh) yang anda lakukan.

Kalau pembaca artikel ini bukan penyiar atau belum menjadi penyiar, mungkin akan kesulitan memahami apa yang saya maksudkan. Mudah-mudahan dalam artikel artikel mendatang saya akan dapat menjelaskannya. Namun untuk sementara ketiga butir yang paling dasar untuk menjadi penyiar yang disukai ini bukan hanya untuk diketahui tetapi juga harus dipraktekkan sehari-hari sehingga menjadi bahagian dari kepribadian profesi anda yang otomatis muncul ketika anda berada dibelakang microphone ataupun berbicara dihadapan publik. Pada awalnya mungkin terasa agak kikuk, tapi ini akan hilang setelah beberapa hari. Para pengajar atau instruktur sering mengatakan bahwa menjadi penyiar itu harus tampil "wajar". Nah, interpretasi atas arti kata "wajar" inilah yang diartikan sebagai bicara dan tampil seperti apa adanya kalau anda dirumah berkumpul bersama teman-teman sehari-hari. Hal mendasar yang membedakannya adalah kalau anda berbicara & bersikap dilingkungan teman-teman, tentunya mereka sudah sangat mengenal pribadi anda, sedangkan tampil didepan publik sama sekali tidak ada yang mengenal anda kecuali beberapa orang saja mungkin. Dikalangan para penyiar di indonesia kewajaran seperti inilah yang banyak berlaku. Kalau mereka yakin betul bahwa itulah yang benar, maka akan sangat sulit memperbaikinya.

Dari sisi sebaliknya, bagi anda yang belum menjadi penyiar dan ingin menjadi penyiar, justru lebih mudah untuk membentuk dasar-dasar yang benar agar menjadi penyiar yang disukai daripada seseorang yang sudah menjadi penyiar selama beberapa tahun, apalagi yang sudah beken. Keterkenalan sering membuat penyiar tak mau belajar. Padahal tidak semua keterkenalan ada hubungannya dengan kepandaian maupun kemampuan.

Baca Juga

Links