Begitu sampai di terminal dan belum juga turun dari motor,
beberapa pemuda sudah lari mendekat. Ini salah satu jenis pelayanan dari para
konjak (kernet) bis disini yaitu menjemput bola hehehehe….
“Kaka Soe Ko?..” ujar salah satu pemuda, “Kefa ko kaka?”
pemuda yang lain ikut bertanya. “Atambua kaka? Mari su sambil berusaha meraih
tas ransel ku”. Semua berusaha menawarkan kota-kota tujuan yang memang menjadi
areal parker bis tujuan itu di terminal ini.
Saya hanya tersenyum dan berjalan terus melihat bis yang
tempat duduknya masih kosong. Saya pun memilih naik bis Gemilang tujuan Kupang-
Atambua. Jalur bis Atambua perhentian terakhirnya di kota Atambua ibukota
kabupaten Belu. Untuk sampai ke Atamabua harus melewati Kota Soe (Timor Tengah
Selatan) dan Kefa menanu (Timor Tengah Utara), So..tidak ada salahnya saya
memilih naik bis jurusan Atambua.
Setelah melihat tempat duduk yang masih kosong, saya pun
memilih duduk di kursi no 5. Hamper setengah jam saya menunggu di dalam bis
karna sopir bis biasanya menunggu penumpangnya sudah lumayan banyak barulah
memutuskan berangkat karna kursi kosong lainnya bisa diisi penumpang yang
menanti di sepanjang jalan nanti.
Setelah Sopir merasa cukup dengan jumlah penumpang,perlahan
bis pun perlahan mulai meninggalkan terminal. Saat saya menoleh ke belakang
lebih dari setengah jumlah kursi sudah terisi, saya pun mengatur posisi duduk
saya sehingga bisa nyaman dalam perjalanan.
Sembari menyetir, Sopir bis menancapkan USB Flash ke tape di bis dan lagu dari Keris Patih menjadi tembang Pembuka perjalanan bersama bis
Gemilang. Beberapa lagu yang pop yang sedang populer terus diputarkan secara otomatis mengiring
perjalanan kami meninggalkan Kota Kupang.
Belum jauh kami meninggalkan PUSPEM Kabupaten Kupang di
Olemasi (ada juga yang menyebutnya Naibonat), Lagu kemudian berganti dengan
suara Ikang Fawsi, Atiek CB dan beberapa penyanyi lainnya yang melantukan sebuah
lagu yang entah apa judulnya tapi lagu itu sudah membangkitkan memori masa
kanak kanak ku di tahun 80-an.
Entah disengaja atau memang sudah disetting sedemikian rupa,
perjalanan kami selanjutnya ditemani dengan lagu-lagu kenangan sebut saja Ratih
Purwasih, Meriam Belina, Endang S. Taurina, Dian Pisesha, betharia Sonata, dll.
Dengan medan berkelok-kelok yang membuat kepala pening, lagu oldies yang
diputarkan tidak lagi bisa dinikmati serasa bukan timing yang tepat untuk
suasana seperti ini.
Dengan sedikit dongkol saya berusaha bertanya dengan ramah
kepada seorang gadis yang akan pulang ke Atambua untuk liburan karna baru saja
selesai UN (Ujian Nasional). “Ade..Memang lagu yang diputar bgini ko kalo naik
bis pi atambua?” tanyaku penasaran. “Iya
kk, bgini su. Mabok kk?’ jawabnya sambil tersenyum karna melihatku yang sudah
tidak nyaman.
Ternyata lagu/tembang kenangan masih merajai tangga lagu di
Bis-Bis yang menuju kota-kota di Pulau Timor bagian barat ini. Dengan jarak
tempuh perjalanan yang kurang lebih 5 Jam, bisa dibayangkan berapa banyak album
oldies yang akan menjadi teman setia ku dalam perjalanan. So..Just Enjoy the
old song :)
1 komentar Anda:
asik ceritanya, thx ya
Posting Komentar